Site icon Blog Dwija Arsana

Apa Itu Storytelling dalam Fotografi? Ini Penjelasan Sederhananya

Pernahkah kamu melihat sebuah foto yang membuatmu terdiam, termenung, atau bahkan merasa seperti sedang berada di dalam foto itu sendiri? Bisa jadi, foto itu berhasil menyampaikan sebuah cerita β€” dan itulah yang disebut dengan storytelling dalam fotografi.

Apa Itu Storytelling dalam Fotografi?

Secara sederhana, storytelling dalam fotografi adalah cara menyampaikan sebuah cerita melalui gambar. Tidak hanya sekadar menangkap momen atau objek, tetapi bagaimana foto tersebut memiliki makna, emosi, dan narasi yang bisa dirasakan oleh orang lain yang melihatnya.

Storytelling membuat sebuah foto:

Bagaimana Cara Memvisualisasikannya?

Mungkin kamu bertanya-tanya: β€œBagaimana caranya menyampaikan cerita lewat sebuah gambar diam?” Ini beberapa cara sederhana untuk mulai melatih storytelling dalam foto:

1. Pahami Cerita yang Ingin Disampaikan

Sebelum memotret, tanyakan pada diri sendiri:

Misalnya, kamu ingin menceritakan tentang perjuangan pedagang kaki lima. Maka kamu perlu menangkap ekspresi wajah, kondisi lingkungan, detail gerobaknya, bahkan mungkin interaksi dengan pembeli.

2. Fokus pada Emosi dan Momen

Sebuah cerita tidak selalu harus kompleks. Sering kali, emosi yang jujur bisa menjadi inti cerita. Cobalah menangkap:

3. Gunakan Komposisi untuk Mendukung Cerita

Komposisi bisa membantu mengarahkan perhatian penonton ke bagian paling penting dari foto. Gunakan teknik seperti:

4. Tambahkan Unsur Lingkungan

Objek atau subjek saja belum tentu cukup. Tambahkan unsur lingkungan yang bisa mendukung narasi, misalnya:

5. Seri Foto untuk Cerita Lebih Dalam

Satu foto bisa bercerita, tapi sekuens atau rangkaian foto bisa memperdalam narasi. Ini sering digunakan dalam proyek dokumenter atau photo essay.

Contoh Storytelling Sederhana

Penutup

Storytelling dalam fotografi bukan tentang memiliki kamera mahal, tapi tentang bagaimana kamu bisa mengajak orang lain merasakan apa yang kamu lihat dan alami. Belajarlah memperhatikan momen, emosi, dan suasana sekitar β€” karena cerita bisa ada di mana saja, bahkan dalam hal paling sederhana.

Exit mobile version