Setiap bulan Agustus, Indonesia bersatu dalam semangat kemerdekaan yang begitu terasa hingga ke gang-gang sempit dan pelosok desa. Salah satu tradisi khas yang selalu dinanti adalah lomba 17-an — dari panjat pinang, balap karung, hingga lomba makan kerupuk.
Bagi fotografer, ini adalah lahan subur untuk menangkap emosi manusia, budaya lokal, dan warna nasional dalam satu bingkai. Berikut beberapa tips dan pendekatan yang bisa kamu gunakan untuk memotret lomba 17-an dengan lebih bermakna.
1. Cerita Adalah Segalanya

Alih-alih hanya membidik aksi, pikirkan cerita apa yang ingin kamu sampaikan. Misalnya:
- Expresi senang meskipun kalah lomba
- Penonton yang tertawa lepas
- Kerja sama team
Emosi dan dinamika sosial inilah yang membuat foto menjadi hidup.
2. Bekali Diri dengan Teknik Motion

Gunakan shutter speed tinggi (≥1/500s) untuk membekukan gerakan.
Sebaliknya, untuk efek dramatis dan menunjukkan gerak, gunakan teknik panning dengan shutter speed lebih lambat (1/30s – 1/60s).
4. Bermain dengan Sudut Pandang

Jangan hanya motret dari tinggi mata. Coba:
- Low angle untuk panjat pinang
- High angle dari balkon atau atap untuk melihat keramaian
- Close-up untuk detail tangan, wajah, atau bendera kecil
5. Warna Merah Putih Sebagai Identitas Visual

Elemen merah putih hampir selalu ada di setiap lomba 17-an: bendera, kostum, dekorasi, atau cat wajah. Jadikan warna ini sebagai bagian penting dari komposisi atau highlight visual.
Kesimpulan: Merdeka dalam Lensa
Fotografi lomba 17-an bukan hanya soal dokumentasi, tapi juga bentuk penghargaan pada semangat rakyat dalam merayakan kemerdekaan. Di balik tawa dan keringat warga, ada cerita kebersamaan, perjuangan, dan keceriaan yang bisa kita bagikan lewat sebuah jepretan.
Ambillah foto, ceritakan makna, dan rayakan kemerdekaan Indonesia lewat lensa terbaikmu. Dirgahayu Republik Indonesia!
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.