Saya lahir di Bangli, sebuah kabupaten kecil di Bali, dan besar di desa Kintamani. Dari kecil, Jepang selalu terdengar seperti negeri yang jauh, maju, dan indah. Bisa pergi ke sana rasanya seperti mimpi. Karena ini adalah perjalanan pertama saya ke luar negeri, saya benar-benar menaruh perhatian pada perencanaan yang matang.
Bagi saya, perjalanan dimulai bahkan sebelum membeli tiket pesawat. Semua harus disiapkan agar saat berangkat nanti tidak ada hal penting yang terlewat.
1. Menentukan Kota Tujuan
Karena ini pertama kalinya saya ke Jepang, saya memilih tiga kota besar yang paling populer:
- Tokyo: modern, ramai, dan penuh hiburan.
- Kyoto: pusat budaya Jepang yang kental dengan tradisi.
- Osaka: terkenal dengan kuliner dan suasana yang lebih santai.
Tiga kota ini menurut saya sudah cukup untuk perjalanan perdana.
2. Riset Tempat Populer
Setelah menentukan kota, saya mulai membuat daftar tempat populer yang ingin saya kunjungi.
Misalnya di Tokyo ada Shibuya, Asakusa, Tokyo Tower, di Kyoto ada Fushimi Inari dan Kiyomizudera, sedangkan di Osaka tentu tidak ketinggalan Dotonbori.
Saya banyak menggunakan Google Maps untuk membayangkan lokasi dan jarak antar tempat, agar tidak salah memperkirakan waktu perjalanan.
3. Hotel dan Tempat Menginap
Bagi saya, lokasi hotel sangat penting. Saya tidak ingin waktu habis di jalan, jadi pertimbangan utama adalah hotel yang dekat dengan transportasi umum. Walaupun harganya mungkin sedikit lebih mahal, menurut saya itu sepadan dengan waktu yang bisa dihemat.
4. Transportasi
Jujur, saya tidak terlalu khawatir soal transportasi di Jepang. Negara ini terkenal dengan kereta cepat dan transportasi umum yang rapi. Yang saya perhatikan justru sistem pembayaran, seperti:
- IC Card (Suica, Pasmo, ICOCA) untuk transportasi sehari-hari.
- Japan Rail Pass (JR Pass) untuk perjalanan antar kota.
5. Administrasi: Paspor dan Visa
Ini wajib hukumnya. Tanpa paspor dan visa, tidak ada perjalanan. Jadi dokumen ini adalah hal pertama yang saya urus sebelum memikirkan hal-hal lainnya.
6. Tiket Pesawat
Kebetulan ada travel fair di Bali, jadi saya bisa membandingkan beberapa maskapai. Setelah cukup lama mempertimbangkan, akhirnya saya memilih Garuda Indonesia.
Hal yang saya pikirkan waktu itu:
- Mendarat di mana?
- Pulang dari mana?
Akhirnya saya memutuskan untuk mendarat dan kembali dari Bandara Internasional Haneda, Tokyo, karena lebih dekat ke pusat kota dibanding Narita.
7. Makanan
Bagi saya, makanan juga sangat penting. Saya sempat riset soal harga rata-rata makanan di Jepang. Ternyata masih banyak pilihan murah seperti street food, ramen, gyudon (beef bowl), sampai makanan di convenience store.
Dengan begitu, saya tidak khawatir akan kelaparan di negeri orang, dan tetap bisa menyesuaikan dengan budget.
8. Detail Kecil yang Tak Kalah Penting
Selain hal besar di atas, banyak detail kecil yang saya siapkan sambil menunggu hari keberangkatan. Dari membaca blog orang lain, menonton video perjalanan, hingga mengukur jarak tempuh lewat Google Maps.
Karena ini adalah negara pertama yang saya kunjungi, saya merasa wajar untuk riset lebih detail.
Penutup
Bagi saya, perjalanan ke Jepang adalah mimpi yang jadi nyata. Dari Bangli, Kintamani, akhirnya saya bisa melangkahkan kaki ke Tokyo, Kyoto, dan Osaka. Semua ini bisa terjadi karena perencanaan yang matang sejak sebelum membeli tiket pesawat.
Kalau ada satu hal yang saya pelajari, itu adalah: riset dan persiapan akan membuat perjalanan lebih tenang dan menyenangkan. Dan bagi siapa pun yang akan pertama kali ke Jepang, saya sarankan jangan takut terlalu detail dalam merencanakan — karena semua akan terbayar ketika sudah sampai di sana.